Selama panen raya, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengakui bahwa pihaknya menghadapi kesulitan untuk menyerap banyak beras (gabah atau padi) dari petani dalam negeri. Dia juga menjelaskan sebab kesulitan itu.
Kebijakan harga gabah yang dapat dibeli Bulog menghalangi alasan pertama, kata Bayu. Ini disampaikan pada Rabu, 4 September 2024, selama Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR RI.
Ketidakmampuan Bulog untuk mengatasi alasan paling penting, yaitu masalah harga, adalah yang paling signifikan. Menurut Bayu, harga pembelian pemerintah (HPP) kami adalah Rp11.000 per kilogram pecahan 20%, dan harga beras di penggilingan sekarang adalah Rp12.100 per kilogram, seperti yang dikutip pada Kamis, 9 Mei 2024.
Menurut Bayu, Bulog akan kesulitan menyerap jika harga di penggilingan tetap tinggi. Dia menyatakan bahwa hal itu akan berdampak pada inflasi jika dipaksakan.
Jika kita mengejar harga, itu akan mendorong inflasi. Jika harga gabah di penggilingan naik, harga di ritel juga akan naik. Dia menjelaskan bahwa mereka tidak memiliki Bulog (yang terus meningkat), tetapi hanya penggilingan itu sendiri.
Menurut Bayu, faktor kedua yang menghalangi pihaknya untuk menerima beras produksi dalam negeri adalah kualitas air beras. Menurutnya, kualitas air sangat penting karena Bulog telah ditugaskan untuk memastikan kualitas beras untuk masyarakat.
Jangan lagi mengirimkan beras berkualitas rendah, sesuai janji Komisi IV DPR RI. Kadar air sangat penting karena sebanyak 95% lebih kering daripada matahari. Oleh karena itu, jika tidak ada hujan, pengeringan tidak akan terjadi. Dia menjelaskan, “Untuk informasi, harga impor kami dipotong 5% premium sampai di gudang Bulog Rp10.500 per kilogram.”
Selain itu, Bayu mengatakan bahwa Bulog telah menyerap 833.872 ton beras dari petani domestik hingga saat ini. Ia juga menargetkan penyerapan beras tambahan sebanyak 200 ribu ton.
Pernyataan Bayu dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan Slamet, anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), tentang alasan Bulog tidak dapat menyerap jumlah beras yang cukup selama panen raya.
Dalam hal Bulog yang disebutkan sebelumnya, saya percaya bahwa mereka tidak akan mampu menyerap saat panen kita mencapai puncaknya. Slamet menyatakan bahwa hambatan paling penting adalah kendala yang dihadapi Bulog. Dia menegaskan bahwa dia berharap masalah ini akan menjadi prioritas bagi pemerintah yang menangani masalah pangan.